Selasa, 29 Maret 2011

STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DIMASA YANG AKAN DATANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara dengan luas wilayah hampir 2 juta km2 dan berpenduduk lebih 206 juta jiwa pada tahun 2000, memiliki potensi sumberdaya alam baik di laut (marine natural resources) dan di darat (land natural resources) yang sangat besar. Kenyataan bahwasumberdaya yang berlimpah tersebut tidak merataberada di seluruh daerah. Hal yang sama terjadi dengan sebaran sumberdaya manusia yang merupakan “aktor” pembangunan tersebar juga tidak merata. Untuk mengoptimalkan nilai manfaat sumberdaya yang berlimpah tetapi tidak merata tersebut bagi pengembangan wilayah nasional secara berkelanjutan dan menjamin kesejahteraan umum secara luas (public interest), diperlukan intervensi kebijakan dan penanganan khusus oleh Pemerintah untuk pengelolaan wilayah yang tertinggal. Oleh sebab itu perlu adanya strategi dan perencanaan yang baik untuk memperbaiki semuanya.
Ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi :
• Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social economic growth).Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif.
• Usaha meningkatkan pendapatan
Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi
• Usaha perluasan kesempatan kerja
• Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE
• Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat
• Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

Gorontalo adalah provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya, Gorontalo merupakan wilayah kabupaten di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember 2000.

Provinsi Gorontalo terletak di pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.215 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 887.000
Pertumbuhan ekomoni sebagian besar dari sektor pertanian yang mana sektor pertanian memberikan sumbangsih sebesar 30.51% terhadap pendapatan domestik regional bruto ( PDRB ), sehingga diharapkan Pemprov Gorontalo tetap memberikan perhatian terhadap sektor pertanian sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wilayah Provinsi Gorontalo berada diantara 0,19’ – 1,15‘ Lintang Utara dan 121,23’ –123,43’ Bujur Timur. Posisi provinsi ini berada di bagian utara Pulau Sulawesi. Yaitu berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur dan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat. Sedangkan di sebelah Utara-nya berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dengan Teluk Tomini.
Wilayah Gorontalo juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Letaknya yang strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan menuju kedua KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan.
Salah satu obyek wisata sejarah yang cukup terkenal di Gorontalo adalah Benteng Otanaha. Benteng ini memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348. Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti maksud dari jumlah anak tangga yang berbeda - beda di tiap - tiap persinggahannya.Tingkat ketinggian masing - masing benteng berbeda - beda. Yang paling tinggi adalah Benteng Otanaha. Dari benteng ini kita dapat melihat kedua benteng lainnya, Otahiya dan Ulupahu. Yang paling rendah adalah Benteng Otahiya dengan bentuk sangat berbeda dari benteng induk, Otanaha dan Ulupahu. Benteng Otahiya ini bentuknya menyerupai angka delapan.
Akses menuju Taman Purbakala ini ada dua. Pertama, dari Bandara Jalaluddin Isimu berjarak sekitar 20 km. Melewati jalan trans batudaa, melewati dua kecamatan, yakni Kecamatan Bongomeme dan Kecamatan Batudaa. Setelah memasuki perbatasan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo, tepatnya di Kelurahan Dembe I, disebelah kanan jalan ada pintu gerbang bertuliskan “BENTENG OTANAHA”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar